18 Ramadhan 1430H
Rindukan rahmat tuhan
Harap belas kasihan
Terungkap kata
Hati bersuara
Rintih luahan insan
Semalam berlalu pergi
Terlalu sepi
Tak dapat di nafi
Hati terus mencari
Damai yang pernah
Singgah pelengkap
Tahun melengkap jauh
Jauh ke sudut kalbu
Tersusur harapan
Menanti ramadhan
Mengharap butir ampun
Terasa begitu cepat
detik waktu berlari
dan musim pun berganti
Tak sempat ku merenungi
dalam wadah maknawi
Nur Ramadhan yang pergi
Aku mengunyah butir debu-debu
Yang garing di kebun tamar
Terlalu mudah aku melepaskan
Ramadhan berlalu
Tanpa walau secubit rasa kerinduan berbekas di kalbu
Musafir yang damba Ramadhan
Menanti dengan getar rindu tertahan
Menyambutnya penuh kesyukuran
Menatang rahmat iman di lembar al-Quran
Di siang yang menyala
Berlapar dan dahaga
Sedikit tak terdera hanya rasa cinta
Di cermin bahagia
Kalimah yang diutus
Mengalir tak terputus
Di malam nan berkabus doa-doa kudus
Mengisi tafakur
Pernah kutinggalkan kau
Tanpa beralas syukur
Lalu lebur peluang terkubur
Rindu kemudian subur
Pernah ku abai nikmat
Damai yang hadir hinggap
Kini kusingkap tirai dan tingkap
Perbetul tiap silapkan
kupastikan ramadhan
Berlalu dengan makna
Tarbiyah taqwa tersisip
ke tiap inci nyawa
Ku bimbang tiada esok
Untuk ku sambut lagi
Bulan tercinta pendamai jiwa
Limpah rahmat Ilahi
-Demascus, Nur Ramadhan-
http://www.thedemascus.com/2008/09/demascus-nur-ramadhan.html
-
No comments:
Post a Comment