Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Berdasarkan Akta Hakcipta 1987:
Dilarang untuk mencetak, mengulang siar, mengambil, mencuri, menciplak, dan sebagainya tanpa izin daripada penulis.Hak cipta blog adalah terpelihara (Kenyataan ini hanya untuk penulisan saya dalam subjek 'karyaku' kerana melibatkan penghantaran ke media cetak.Penulisan lain tiada akta halangan.Dialukan penyebaran)

Friday, July 30, 2010

Berbicara dengan alKhaliq



Dimanakah kedudukan Surah Teragung dalam diri

Subhanallah..bacaan yang terindah Sheikh ABAS. Berbicara soal surah alfatihah,surah utama dlm kitabullah,yang menjadi pasak utama dalam kehidupan sekalian umat pastinya menuntut sebuah penghayatan yang mendalam hakikatnya. Tetapi sadisnya pabila mungkin pada hari ini surah terindah ini sekadar menjadi hafalan di bibir-bibir kerana ianya telah ditetapkan sebagai  surah utama dalam solat seharian. Sedangkan ada yang tidak mengenal huruf alquran mampu membaca surah alfatihah..kerana ianya syarat utama sah nya solat, jadi alfatihah perlu dihafal semata.

Alangkah ruginya apabila surah teragung, nadi segala pengharapan,pergantungan,pemandu kehidupan ini hanya meniti di bibir tanpa disedari lafaznya diungkapkan, tiada terjemahan di minda malahan tiada penghayatan di hati. Sedangkan bicara teragung ini diulang 17 kali dalam kehidupan seharian kita. Dibaca tanpa sedar, di bawah minda para sedar,diulang tanpa ingat.


Dengar dan lihat bacaan Sheikh Shuraim yang sebak sehingga tidak mampu meneruskan bacaan.Ayuh kita hayati,muhasabah diri kita..di manakah letaknya keagungan alfatihah dalam diri kita sebenarnya,astaghfirullah.



Berbicara dengan alKhaliq

Maha Suci Allah yang menguasai segala sesuatu.Betapa hebatnya kekuatan rohani,kegagahan jiwa dikurniakan apabila setiap bait kalimah dalam alFatihah dihayati mendalam,dijiwai dan ditenggelami dalam satu daerah nan damai hanya kita dan Yang Maha Esa bersendirian berbicara.Surah alfatihah adalah surah yang di dalamnya termaktub munajat antara hama dan Allah s.w.t. Ini telah disabdakan oleh Baginda s.a.w. berbunyi ;

Abu Hurairah mengatakan bahawa suatu saat Rasulullah s.a.w. bersabda;
"Allah telah berfirman,'Aku telah membagi (kandungan makna) surah alFatihah untuk-Ku dan untuk hamba-Ku menjadi dua bahagian, dan Aku akan mengabulkan apa yang hamba-Ku pinta;

Apabila dia membaca 'Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam' (2)
Allah akan membalasnya dengan berfirman,
'hamba-Ku telah memuji-Ku'

Apabila dia membaca 'Zat Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang' (3)
Allah berfirman, '
Hamba-Ku telah memuji-Ku'
Apabila dia membaca 'Yang menguasai Hari Pembalasan'(4)
Allah berfirman, 'Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku,'
Lalu Allah berfirman sekali lagi.'Hamba-Ku telah memasrahkan urusannya kepada-Ku'


Apabila dia membaca,'Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan'(5)
Allah berfirman.' Ini adalah urusan antara Aku dan hamba-Ku, dan aku akan mengabulkan apa yang hamba-Ku pinta'


Disinilah air mata akan berguguran dek kerana Allah melafazkan kecintaanNya kepada hamba-hambaNya..'Ini adalah urusan-Ku dan hamba-Ku'..hanya Allah dan kita..Subhanallah..siapakah kita utk diletakkan ruang 'teristimewa' bersamaNya di sisiNya..sedangkan diri penuh disaluti noda..dan Allah menjanjikan akan mengabulkan segala pinta.

dan Apabila dia membaca,'Tunjukilah kami jalan yang lurus,iaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nimat(iman) kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat'(6)
Allah berfirman,'Ini adalah untuk hamba-Ku, dan dia akan mendapatkan apa yang dia pinta'



Semoga bermanfaat bersama dan sama2 memperbaiki..

Monday, July 19, 2010

~Sentiasa Di Hati..Susah&Senang...Alhamdulillah~



Setiap orang sangat memerlukan Allah dalam setiap gerak kehidupannya. Dari udara untuk bernafas hingga makanan yang ia makan, dari kemampuannya untuk menggunakan tangannya hingga kemampuan berbicara, dari perasaan aman hingga perasaan bahagia, seseorang benar-benar sangat memerlukan apa yang telah diciptakan oleh Allah dan apa yang dikurniakan kepadanya. Akan tetapi kebanyakan orang tidak menyadari kelemahan mereka dan tidak menyedari bahwa mereka sangat memerlukan Allah. Mereka menganggap bahawa segala sesuatunya terjadi dengan sendirinya atau mereka menganggap bahwa segala sesuatu yang mereka peroleh adalah karena hasil jerih payah mereka sendiri. Anggapan ini merupakan kesalahan yang sangat fundamental dan benar-benar tidak mensyukuri nikmat Allah. Anehnya, orang-orang yang telah menyatakan rasa terima kasihnya kepada seseorang kerana telah memberi sesuatu yang remeh kepadanya, mereka menghabiskan hidupnya dengan mengabaikan nikmat Allah yang tidak terhitung banyaknya di sepanjang hidupnya.

Bagaimanapun, nikmat yang diberikan Allah kepada seseorang sangatlah besar sehingga tak seorang pun yang dapat menghitungnya. Allah menceritakan kenyataan ini dalam sebuah ayat sebagai berikut:

"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.s. an-Nahl: 18).

Meskipun kenyataannya demikian, kebanyakan manusia tidak mampu mensyukuri kenikmatan yang telah mereka terima. Adapun penyebabnya diceritakan dalam al-Qur'an: Syaitan, yang berjanji akan menyesatkan manusia dari jalan Allah, berkata bahwa tujuan utamanya adalah untuk menjadikan manusia tidak bersyukur kepada Allah. Pernyataan syaitan yang mendurhakai Allah ini menegaskan pentingnya bersyukur kepada Allah:

"Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur. Allah berfirman, 'Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya'." (Q.s. al-A'raf: 17-8).

Dalam pada itu, orang-orang yang beriman kerana menyadari kelemahan mereka, di hadapan Allah mereka memanjatkan syukur dengan rendah diri atas setiap nikmat yang diterima. Bukan hanya kekayaan dan harta benda yang disyukuri oleh orang-orang yang beriman. Kerana orang-orang yang beriman mengetahui bahwa Allah adalah Pemilik segala sesuatu, mereka juga bersyukur atas kesihatan, keindahan, ilmu, hikmah, kefahaman, dan kekuatan yang dikurniakan kepada mereka, dan mereka mencintai keimanan dan membenci kekufuran. Mereka bersyukur karena telah dibimbing dalam kebenaran dan dimasukkan dalam golongan orang-orang beriman. Pemandangan yang indah, urusan yang mudah, keinginan yang tercapai, berita-berita yang menggembirakan, perbuatan yang terpuji, dan nikmat-nikmat lainnya, semua ini menjadikan orang-orang beriman berpaling kepada Allah, bersyukur kepada-Nya yang telah menunjukkan rahmat dan kasih sayang-Nya.

Sebagai balasan atas kesyukurannya, sebuah pahala menunggu orang-orang yang beriman. Ini merupakan rahsia lain yang dinyatakan dalam al-Qur'an; Allah menambah nikmat-Nya kepada orang-orang yang bersyukur. Misalnya, bahkan Allah memberikan kesihatan dan kekuatan yang lebih banyak lagi kepada orang-orang yang bersyukur kepada Allah atas kesihatan dan kekuatan yang mereka miliki. Bahkan Allah mengurniakan ilmu dan kekayaan yang lebih banyak kepada orang-orang yang mensyukuri ilmu dan kekayaan tersebut. Hal ini kerana mereka adalah orang-orang yang ikhlas yang merasa puas dengan apa yang diberikan Allah dan mereka redha dengan kurnia tersebut, dan mereka menjadikan Allah sebagai pelindung mereka. Allah menceritakan rahsia ini dalam al-Qur'an sebagai berikut:

"Dan ketika Tuhanmu memaklumkan: 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'." (Q.s. Ibrahim: 7)

Mensyukuri nikmat juga menunjukkan tanda kedekatan dan kecintaan seseorang kepada Allah. Orang-orang yang bersyukur memiliki kesedaran dan kemampuan untuk melihat keindahan dan kenikmatan yang dikaruniakan Allah. Rasulullah saw. juga menyebutkan masalah ini, beliau saw. bersabda:

"Jika Allah memberikan harta kepadamu, maka akan tampak kegembiraan pada dirimu dengan nikmat dan karunia Allah itu"

Dalam pada itu, seorang kafir atau orang yang tidak mensyukuri nikmat hanya akan melihat cacat dan kekurangan, bahkan pada lingkungan yang sangat indah, sehingga ia akan merasa tidak berbahagia dan tidak puas, maka Allah menjadikan orang-orang seperti ini hanya menjumpai berbagai peristiwa dan pemandangan yang tidak menyenangkan. Akan tetapi Allah menampakkan lebih banyak nikmat dan karunia-Nya kepada orang-orang yang ikhlas dan memiliki hati nurani.

Bahwa Allah menambah kenikmatan kepada orang-orang yang bersyukur, ini juga merupakan salah satu rahasia dari al-Qur'an. Bagaimanapun harus kita camkan dalam hati bahawa keikhlasan merupakan prasyarat agar dapat mensyukuri nikmat. Jika seseorang menunjukkan rasa syukurnya tanpa berpaling dengan ikhlas kepada Allah dan tanpa menghayati rahmat dan kasih sayang Allah yang tiada batas, tetapi rasa syukurnya itu hanya untuk menarik perhatian orang, tentu saja ini merupakan ketidakikhlasan yang parah. Allah mengetahui apa yang tersimpan dalam hati dan mengetahui ketidakikhlasannya tersebut. Orang-orang yang memiliki niat yang tidak ikhlas akan menyembunyikan apa yang tersimpan dalam hati dari orang lain. Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya dari Allah. Orang-orang seperti itu akan mensyukuri nikmat ketika tidak menghadapi penderitaan. Tetapi pada saat-saat berada dalam kesulitan, mungkin mereka akan mengingkari nikmat.

Perlu diperhatikan, bahwa orang-orang mukmin sejati tetap bersyukur kepada Allah sekalipun mereka berada dalam keadaan yang sangat sulit. Seseorang yang melihat dari luar mungkin melihat berkurangnya nikmat pada diri orang-orang yang beriman. Padahal, orang-orang beriman yang mampu melihat sisi-sisi kebaikan dalam setiap peristiwa dan keadaan juga mampu melihat kebaikan dalam penderitaan tersebut. Misalnya, Allah menyatakan bahawa Dia akan menguji manusia dengan rasa takut, lapar, kehilangan harta dan jiwa. Dalam keadaan seperti itu, orang-orang beriman tetap bergembira dan merasa bersyukur, mereka berharap bahwa Allah akan memberi pahala kepada mereka berupa syurga sebagai pahala atas sikap mereka yang tetap istiqamah dalam menghadapi ujian tersebut. Mereka mengetahui bahwa Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kekuatannya. Sikap istiqamah dan tawakal yang mereka jalani dalam menghadapi penderitaan tersebut akan membuahkan sifat sabar dan syukur dalam diri mereka. Dengan demikian, ciri-ciri orang yang beriman adalah tetap menunjukkan ketaatan dan bertawakal kepada-Nya, dan Allah berjanji akan menambah nikmat kepada hamba-hamba-Nya yang mensyukuri nikmat-Nya, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak.wallahualam..

rujukan : Beberapa rahsia Alquran, Harun Yahya

~Jangan Henti Meminta Keampunan~




“Katakanlah! Wahai hamba-hamba Ku yang melampaui batas terhadap dirinya
sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnyanya
Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan Kembalilah kamu
...kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepadaNya sebelum datang azab
kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi)”. (az-Zumar: 53-54)

“Dan bertaubatlah kamu sekalian wahai kaum mukminin! Semoga kamu
mendapat kemenangan”. (an-Nuur: 31)

Syarat-Syarat Taubat

  1. Penyesalan dari dosa kerana Allah.
  2. Berhenti melakukannya.
  3. Bertekad untuk tidak mengulanginya di masa datang.
  4. Dilakukan sebelum nyawa sampai di kerongkong ketika sakaratul maut, atau sebelum matahari terbit dari barat.
  5. Jika dosa berkaitan dengan sesama manusia, maka syaratnya bertambah satu: melunasikan hak orang tersebut, atau meminta kerelaannya, atau memperbanyak amal kebaikan

Jangan Menunda Taubat

Bersegera bertaubat hanya dilakukan oleh mereka yang berakal sihat. Orang-orang yang menunda taubat ibarat seseorang yang ingin mencabut pohon yang mengganggu, namun karena merasa sulit mencabutnya ia menundanya hingga esok atau lusa, atau minggu depan, atau … tanpa ia sedari bahawa semakin hari akar pohon itu makin mengakar kuat di dalam tanah, sedangkan ia semakin tua dan lemah.

Jangan menunda-nunda taubat kerana menafikan rahmat dan ampunan Allah swt. Orang seperti itu ibarat seorang laki-laki yang menghabiskan seluruh hartanya dengan sia-sia dan meninggalkan keluarganya dalam kefakiran, lalu ia mengharapkan harta karun datang kepadanya tanpa bekerja. Wallahua'lam..